Pentingnya Menghindari Hal-hal yang Membuat Kurang Bersyukur
Ada pepatah Arab yang mengatakan “Asshoohib Saahib”, artinya “teman itu menarik”. Maksudnya adalah dengan siapa kamu berteman, maka kamu akan menjadi seperti itu. Teman di sini ini sangat luas, tidak hanya sebatas manusia saja. Namun, bisa dalam bentuk lainnya. Bisa teman di dunia maya, profil yang kita follow, buku yang kita baca, dan apapun yang memiliki pengaruh bagi diri kita.
Dan yang cukup berbahaya adalah jika kita “berteman” dengan sesuatu yang membuat kita jadi kurang atau mungkin bahkan jadi tidak bersyukur terhadap apa yang diberikan pada kita.
Jika tidak percaya, silakan dicoba.
Saya sendiri pernah mem-follow akun Instagram yang suka membahas masalah keuangan. Awal-awal memang bahasannya menarik. Saya pun sempat menerapkan beberapa ilmu yang saya dapatkan dari akun Instagram tersebut. Sayangnya, makin lama, akun tersebut berulah. Berulah bagaimana? Dia membuat “ketakutan” para follower-nya.
Bayangkan saja, saat itu pendapatan per bulan saja di atas UMR dan kadang mencapai 3 kali UMR kota tempat saya tinggal. Namun, ketika saya terapkan omongannya akun tersebut, rasanya kurang terus. Berasa pendapatan saya itu kurang. Bayangkan coba, kalau orang awam kebanyakan melihat penghasilan saya ini besar, namun saya jadi merasa kurang. Dan ada rasa ketakutan tidak cukup.
Ini benar-benar gila menurut saya. Dan makin lama dia mengeluarkan statement yang menurut saya berbalik 180 derajat dengan fakta. Dia mengatakan bahwa investasi emas itu tidak menguntungkan dan sebagainya. Padahal, saya melihat sendiri bagaimana orang tua saya berinvestasi emas hingga bisa seperti sekarang ini. Memang tidak menguntungkan secara signifikan dan instan, namun setidaknya emas menjaga “nilai” uang dari inflasi.
Sejak muncul statement itu, saya unfollow akun Instagramnya, itu sekitar pertengahan 2019 lalu. Dan akhir-akhir ini, ternyata akun Instagram itu punya masalah. Perusahaan investasinya dibekukan oleh OJK karena ada pertumbuhan yang tidak wajar. Sesuatu yang instan (tidak natural), tentu hancurnya juga instan (tidak akan bertahan lama). Hukum alam sering menunjukkan begitu.
Balik ke rasa takut yang saya alami tadi. Setelah saya unfollow akun tadi, hidup saya terasa lebih ringan. Ya memang seharusnya terasa begitu. Pendapatan sudah di atas UMR, harusnya saya banyak-banyak bersyukur dibandingkan orang-orang yang pendapatannya di bawah UMR.
Semakin banyak bersyukur, hidup ini akan terasa ringan dan mudah menjadi bahagia. Dan memang saya harusnya banyak bersyukur. Di bandingkan 6 tahun yang lalu, sekarang jauh lebih baik. Enam tahun yang lalu, untuk mendapatkan uang 100 ribu per minggu (bukan per hari yah), saya harus mengajar les Fisika yang jauh jaraknya dari rumah. Tidak peduli hujan, saya tetap berangkat.
Dulu beli nasi bebek yang harganya masih 13 ribu saja, rasanya kayak beli barang mahal. Hehe. Ya karena memang pendapatannya mepet banget kala itu. Sangat berbeda dengan sekarang. Dan saya merasa saya memang harus banyak bersyukur. Dan memang cara mudah untuk bersyukur adalah membandingkan keadaan kita sekarang dengan 5 tahun yang lalu, atau mungkin 10 tahun yang lalu.